Para punggawa klub penting memiliki pengetahuan public relation.
![]() |
Direktur marketing PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) M Farhan mengatakan dunia media sosial memang terus membesar maka tak heran jika hal tersebut sudah menjalar ke aktor sepakbola nasional.
Sebagai contoh, setelah facebook, sekarang banyak pesepakbola papan atas Indonesia aktif berkicau ria di sosial media twitter. Aktor beken Persib di lapangan hijau seperti Zulkifly Syukur, Robbie Gaspar, Wildansyah dan lainnya memiliki jumlah follower hingga puluhan ribu.
Sebagai contoh, setelah facebook, sekarang banyak pesepakbola papan atas Indonesia aktif berkicau ria di sosial media twitter. Aktor beken Persib di lapangan hijau seperti Zulkifly Syukur, Robbie Gaspar, Wildansyah dan lainnya memiliki jumlah follower hingga puluhan ribu.
Mengomentari fenomena ini, Farhan mengaku tidak ambil pusing sejauh pemain memahami batas-batas mana yang bisa menjadi konsumsi publik terutama jika berkaitan dengan klub.
"Sosial media ini memang luar biasa pengaruhnya karena bisa membentuk bahkan mengubah opini seseorang dalam waktu instan," buka Farhan.
"Pemain sepakbola menggunakan twitter? Tentu tidak menjadi soal, sejauh mereka mengetahui batasan-batasan ketika topik pembicaraan sudah menyangkut klub. Bila perlu para pemimpin klub pun sama mulai dari direksi, manajer sampai pelatih punya akun sosial media."
Muncul kesan jika para pemain sepakbola di Indonesia masih malu-malu dalam mengeluarkan komentar bahkan cenderung mencari 'aman'. Namun Farhan mengatakan permasalahannya bukan di sana.
"Jajaran pengurus klub termasuk di dalamnya manajer, pelatih hingga pemain sedikit banyaknya harus mengetahui pentingnya faktor public relation," lanjut Farhan.
"Sosial media ini memang luar biasa pengaruhnya karena bisa membentuk bahkan mengubah opini seseorang dalam waktu instan," buka Farhan.
"Pemain sepakbola menggunakan twitter? Tentu tidak menjadi soal, sejauh mereka mengetahui batasan-batasan ketika topik pembicaraan sudah menyangkut klub. Bila perlu para pemimpin klub pun sama mulai dari direksi, manajer sampai pelatih punya akun sosial media."
Muncul kesan jika para pemain sepakbola di Indonesia masih malu-malu dalam mengeluarkan komentar bahkan cenderung mencari 'aman'. Namun Farhan mengatakan permasalahannya bukan di sana.
"Jajaran pengurus klub termasuk di dalamnya manajer, pelatih hingga pemain sedikit banyaknya harus mengetahui pentingnya faktor public relation," lanjut Farhan.
"Mereka harus sadar dengan posisi sebagai public figure."
"Karena sudah menjadi 'milik' publik, mereka harus paham setiap tindakan atau ucapan yang dikeluarkan sedikit banyaknya bakal berdampak pada satu atau sekelompok orang."
"Kita ambil saja satu kasus ketika serangkaian aksi negatif diperlihatkan bobotoh saat mengetahui Eka Ramdani memutuskan hijrah ke Persisam. Padahal hal-hal seperti itu bisa dihindarkan dengan komunikasi yang baik."
"Pengetahuan seperti ini wajib diketahui, dipahami dan dilaksanakan. Klub memiliki kewajiban untuk memberikan pengetahuan seperti itu," tandasnya. (gk-15)
"Karena sudah menjadi 'milik' publik, mereka harus paham setiap tindakan atau ucapan yang dikeluarkan sedikit banyaknya bakal berdampak pada satu atau sekelompok orang."
"Kita ambil saja satu kasus ketika serangkaian aksi negatif diperlihatkan bobotoh saat mengetahui Eka Ramdani memutuskan hijrah ke Persisam. Padahal hal-hal seperti itu bisa dihindarkan dengan komunikasi yang baik."
"Pengetahuan seperti ini wajib diketahui, dipahami dan dilaksanakan. Klub memiliki kewajiban untuk memberikan pengetahuan seperti itu," tandasnya. (gk-15)
No comments:
Post a Comment