Gusnul menyatakan, kualitas pelatih asing belum tentu berada di atas pelatih domestik.
![]() |
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSS) dinilai terlalu longgar terhadap pelatih asing yang kian marak di klub-klub profesional Indonesia. Organisasi induk sepakbola Indonesia diharapkan selektif dalam merekomendasikan dan mengesahkan pelatih impor yang diajukan klub-klub peserta kompetisi Liga Indonesia itu.
Harapan tersebut diungkapkan anggota Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI), Gusnul Yakin. "Selama ini hampir semua klub berlomba menggunakan pelatih asing. Padahal, kualitasnya belum tentu berada di atas pelatih domestik," kata Gusnul Yakin, Senin (26/12).
Menurut dia, PSSI terkesan memang memberikan kebebasan pada pelatih asing untuk masuk Indonesia. Dia menunjuk bukti klub-klub profesional Jawa Timur yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI).
Klub-klub Jatim itu, dikatakan mantan pelatih Persibo Bojonegoro ini, seluruhnya menggunakan pelatih asing. Dia menyebutkan seperti pelatih Persela Lamongan Miroslav Janu dan pelatih Persebaya Divaldo da Silva Alves asal Brasil.
Harapan tersebut diungkapkan anggota Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI), Gusnul Yakin. "Selama ini hampir semua klub berlomba menggunakan pelatih asing. Padahal, kualitasnya belum tentu berada di atas pelatih domestik," kata Gusnul Yakin, Senin (26/12).
Menurut dia, PSSI terkesan memang memberikan kebebasan pada pelatih asing untuk masuk Indonesia. Dia menunjuk bukti klub-klub profesional Jawa Timur yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI).
Klub-klub Jatim itu, dikatakan mantan pelatih Persibo Bojonegoro ini, seluruhnya menggunakan pelatih asing. Dia menyebutkan seperti pelatih Persela Lamongan Miroslav Janu dan pelatih Persebaya Divaldo da Silva Alves asal Brasil.
Selain itu, kata mantan pelatih Arema PKT Bontang ini, pelatih Persema Malang Sleve Radovski asal Makedonia, pelatih Persibo Bojonegoro Paolo Camargo dan pelatih Arema Indonesia Milomir Seslija asal Bosnia.
Mereka merupakan pelatih impor yang menangani klub-klub profesional di Jatim. Itu baru di Jatim, belum lagi pelatih asing yang menangani klub lainnya peserta LPI.
Maraknya pelatih asing itu, kata dia, tidak lepas dari kelonggaran PSSI menerapkan regulasi. Seharusnya, kata dia, PSSI bisa memfilter hanya pelatih-pelatih asing yang benar-benar berkualitas diperbolehkan melatih klub profesional di Indonesia itu.
Dia mencontohkan, seperti pelatih asing yang memiliki lisensi lebih dibandingkan dengan pelatih domestik. "Tidak asal pelatih asing, lalu diperbolehkan melatih klub di Indonesia," jelas Gusnul Yakin.
Jika hal tersebut dibiarkan terus, kata dia, dampaknya akan sangat kurang baik terhadap perkembangan sepakbola Indonesia. Karena itu, dia berharap agar PSSI selektif dalam merekomendasikan dan mengesahkan pelatih asing untuk menangani klub-klub profesional di Indonesia. (gk-41)
Mereka merupakan pelatih impor yang menangani klub-klub profesional di Jatim. Itu baru di Jatim, belum lagi pelatih asing yang menangani klub lainnya peserta LPI.
Maraknya pelatih asing itu, kata dia, tidak lepas dari kelonggaran PSSI menerapkan regulasi. Seharusnya, kata dia, PSSI bisa memfilter hanya pelatih-pelatih asing yang benar-benar berkualitas diperbolehkan melatih klub profesional di Indonesia itu.
Dia mencontohkan, seperti pelatih asing yang memiliki lisensi lebih dibandingkan dengan pelatih domestik. "Tidak asal pelatih asing, lalu diperbolehkan melatih klub di Indonesia," jelas Gusnul Yakin.
Jika hal tersebut dibiarkan terus, kata dia, dampaknya akan sangat kurang baik terhadap perkembangan sepakbola Indonesia. Karena itu, dia berharap agar PSSI selektif dalam merekomendasikan dan mengesahkan pelatih asing untuk menangani klub-klub profesional di Indonesia. (gk-41)
No comments:
Post a Comment